Penyerahan sertifikat KKN Simbolis kepada perwakilan mahasiswa
UMJ dan oleh bapak Arifin Purwakananta dan tim BAZNAS RI dan UMJ
Mahasiswa UMJ yang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di kantor Badan Amil Zakat Nasional Republik Indonesia (
RI) dinilai sangat kompeten dan kreatif dalam bekerja. Mereka bahkan
ikut membantu BAZNAS RI dalam proses mencapai target pengumpulan zakat
sebesar 18,3 trilyun pada akhir Agustus 2023.
Hal itu ditegaskan Wakil Kepala BAZNAS RI, M. Arifin Purwakananta,
dalam acara penutupan KKN UMJ di kantor BAZNAS RI, Matraman, Jakarta,
pada Jum’at (9/9/2023). Terkait kepuasan terhadap kinerja mahasiswa KKN
tersebut, Arifin juga mempersilakan mahasiswa UMJ yang telah
menyelesaikan KKN untuk melamar kerja di kantor BAZNAS Pusat ataupun
daerah.
Baca Juga :
Sedangkan CFRM Director of
National Fundraising BAZNAS RI, Fitriansyah Agus Setiawan, juga
menyampaikan hal serupa. Beliau memuji kreativitas mahasiswa UMJ dalam
bidang IT saat bertugas di bidang pengumpulan Zakat di BAZNAS RI.
Mahasiswa KKN BAZNAS RI dengan dosen pembimbing lapangan
Pada program KKN yang bekerjasama dengan BAZNAS RI ini, UMJ
mengirimkan 15 mahasiswa yang ditempatkan pada tempat yang sesuai dengan
program studinya. Ada yang bertugas di kantor layanan Mustahik, BAZNAS
Micro Finance, Kesehatan, hingga Pengumpulan Pengelolaan Cleansing Data
Base Email. Di sana para mahasiswa mengimplementasikan ilmu yang
didapat di kampus dan merasakan dunia kerja yang sebenarnya. Seluruh
peserta KKN juga diikutsertakan dalam kegiatan kapita selecta tentang
zakat dan manajemen zakat.
Ketua LPPM UMJ yang juga Dosen Pembimbing Lapangan, Prof. Dr. Tri
Yuni Hendrawati, menyampaikan rasa terima kasihnya pada BAZNAS RI yang
telah menjadikan kegiatan KKN sebagai pilot project kerjasama BAZNAS RI
dengan kampus lainnya. Tri Yuni juga berharap kerjasama dengan BAZNAS RI
dapat dilanjutkan dengan beberapa program lainnya, seperti program
Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) 20 SKS di BAZNAS RI, program
inovasi dalam Matching Fund Kedai Reka, dan program magang bersama UMJ.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Divisi penguatan pengumpulan BAZNAS
Nasional, Ahmad Badrun Kosasih, berharap pilot project kerjasama KKN UMJ
dengan BAZNAS RI dapat diimplementasikan oleh BAZNAS Daerah untuk
bekerjasama dengan berbagai perguruan tinggi di berbagai bidang. Dalam
acara penutupan KKN di BAZNAS RI ini mahasiswa peserta KKN secara resmi
menerima sertifikat KKN dari BAZNAS RI sebagai rekognisi dan penghargaan
atas kinerja mereka selama menjalankan KKN.
Wakil Rektor UMJ Jadi Pembicara Sarasehan Akademisi Darunnajah
Wakil Rektor UMJ Jadi Pembicara Sarasehan Akademisi Darunnajah
10 September 2023
Oleh :
Kontributor UDN
Wakil Rektor IV Universitas Muhammadiyah Jakarta, Dr. Septa
Candra, SH, MH., (kiri) bersama para akademisi pada kegiatan Sarasehan
Akademisi Darunnajah di Aula Ibn Rusyd Pesantren Darunnajah, Ulujami,
Jakarta Selatan, pada Sabtu (9/9/2023).
Tantangan yang dihadapi Perguruan Tinggi saat ini cukup berat. Mulai
dari adanya tuntutan mutu yang unggul, hingga tuntutan kesiapan dalam
mengikuti berbagai perubahan yang begitu cepat. Oleh sebab itu,
kolaborasi bisa menjadi kunci sebuah Perguruan Tinggi dapat bertahan dan
bersaing dengan Perguruan Tinggi lainnya.
Hal tersebut diungkapkan oleh
, saat jadi pembicara dalam Sarasehan Akademisi yang diselenggarakan di Aula Ibn Rusyd , Ulujami, Jakarta Selatan, pada Sabtu (9/9/2023).
Baca juga :
Pada sarasehan bertema “Relevansi Universitas berbasis Pesantren di Era Society5.0:
Mencari distingsi dan desain ideal Universitas Darunnajah”, Warek IV
UMJ yang juga alumni Pesantren Darunnajah ini memberikan beberapa saran
terkait Universitas Darunnajah (UDN). Septa berpandangan bahwa UDN perlu
memiliki ciri khas yang membedakan dirinya dengan universitas Islam
lain. Ia mengusulkan agar Tridharma Perguruan Tinggi UDN dapat
ditambahkan dengan dharma keempat, yakni kepesantrenan.
Lebih lanjut pakar hukum yang kerap menjadi narasumber di berbagai stasiun televisi tersebut juga mengusulkan agar UDN memiliki branding sebagai ‘entrepreneur university‘, mengingat kampus ini memiliki prodi kewirausahaan.
Sementara itu pembicara lainnya, Prof. Dr. M. Arief Mufraini, Lc.,
M.Si., dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta, juga mengungkapkan
pentingnya sinergi dan kolaborasi Universitas Darunnajah dengan
berbagai institusi lainnya di dalam dan luar negeri.
Sarasehan yang dihadiri oleh para alumni Darunnajah ini dihadiri oleh
Presiden Universitas Darunnajah Dr. KH. Sofwan Manaf, M.Si dan KH.
Hadiyanto Arif, SH, M.Bs., dan Rektor Universitas Darunnajah Dr. Much
Hasan Darojat.
“Pimpinan Darunnajah mengapresiasi kehadiran para akademisi
Darunnajah untuk berbagi dan memberikan sumbangsih keilmuan di tataran
manajemen perguruan tinggi, dan berharap agar sarasehan ini bisa
dilanjutkan dalam berbagai sarasehan lainnya untuk pebisnis, politisi,
penulis, dan lainnya,” tutur Wakil Rektor IV Universitas Darunnajah, Dr.
Muhammad Irfanudin Kurniawan.
Bagaimana Memperjuangkan Hal yang Belum Dijamin Allah
10 September 2023
Oleh :
Muhammad Choirin
Kajian rutin PP Muhammadiyah di Masjid At-Tanwir Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah (10/9/2023).
Bagaimana Memperjuangkan Hal yang Belum Dijamin Allah Dosen Program Studi Komunikasi dan Penyiaran
, Muhammad Choirin, saat membuka Pengajian Ahad pagi (10/9/2023) di Masjid At-Tanwir Kantor Pimpinan Pusat , mengungkapkan bahwa manusia diciptakan oleh Allah dari dua unsur pembentukan; unsur tanah dan unsur langit.
Baca juga :
Pria
yang dikenal dengan sapaan Ustadz Choi ini lalu menyitir sebuah hadits
yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud bahwa Nabi bersabda, “Sesungguhnya
setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes
mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah
selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat
puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan
padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara:
menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan kecelakaan atau
kebahagiaannya”.
Lebih lanjut Ustadz alumni Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah
Paciran Lamongan ini menjelaskan bahwa hal-hal yang terkait dengan unsur
bumi berupa umur, jodoh dan rezeki merupakan hal-hal yang telah
ditetapkan Allah sejak zaman azali. Adapun keampunan, ridho dan surga
merupakan hal yang belum dijamin bagi manusia. Jika manusia telah
ditentukan usianya, takaran rizki dan jodohnya, maka sebaiknya tidak ada
satupun manusia yang telah mendapatkan jaminan keampunan dan surga
Allah. Oleh karena itu manusia harus lebih memperjuangkan akherat
daripada dunia yang telah ditetapkan takarannya.
“Silakan perhatikan dalam ayat-ayat al-Qur’an. Pada saat Allah berbicara tentang ampunan dan surga, Allah menyuruhnya Wa Sari’u ila Maghfiratin Min Rabbiium wa Jannah. Pada saat berbicara tentang kenikmatan surga, Allah menyuruhnya wafi dzalika falyatanafasil Mutanafisun. Ketika Allah menyuruh melakukan kebaikan, bahasanya Fastabiqul Khairat. Pada saat menyuruh menempuh jalan Allah, perintahnya Fafirru Ila Allah. Namun pada saat Allah bicara tentang keduniaan dan kekayaan, Allah hanya bilang Famsyu fi Manakibiha wa Kulu min Rizkih,” papar Ustadz Choi.
Hal ini menurutnya, menandakan bahwa akhirat yang unlimited itu harus lebih diperjuangkan; tanafus, musara’ah dan juga Fafirru ila Allah. Adapun untuk urusan perut keduniaan yang limited, disebut wala tansa nasibaka.. famsyu fi manakibaha. Hanya dengan ungkapan “berjalanlah”dan” jangan lupa”
Pengurus Majelis Tabligh PP Muhammadiyah ini juga menyitir ayat ke-2
surah Al-Mulk yang menekankan agar kita mencari keberkahan dan
menghadirkan kemanfaatan sebanyak-banyaknya. “Dalam melakukan amal, yang
paling penting bukan yang paling banyak (akstar), tapi yang penting adalah yang paling baik benar (ahsan),” tegasnya.
Di
akhir kajian, lulusan International Islamic Call College ini menyebut
bahwa dari sekian banyak doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad adalah
doa memohon kekeberkahan, seperti doa hendak makan, doa perkawinan dan
juga doa kelahiran bayi. “Kyai Ahmad Dahlan mencontoh kepada kita
kehidupan yang berkah. Di usianya yang tergolong muda (wafat usia 54
tahun), Beliau telah meninggalkan legasi yang sangat besar berupa
Persyarikatan Muhammadiyah,” pungkasnya.
Pengajian Ahad pagi yang
terbuka untuk umum ini rutin digelar oleh Majelis Tabligh PP
Muhammadiyah di Masjid at-Tanwir Kantor Pimpinan Pusat
Muhammadiyah, Jakarta.
Dr. Septa Candra, S.H., M.H., dalam kajian LPP-AIK, di Masjid At-Taqwa UMJ, Jumat (08/09/2023).
Beriman dan bertaqwa merupakan kunci untuk meraih kesuksesan di dunia
akhirat. Namun terkadang manusia lupa, dan menganggap bahwa beriman
saja cukup. Padahal, diperlukan juga ketaqwaan untuk mempertebal iman.
Kutipan tersebut disampaikan Wakil Rektor IV
(UMJ), Dr. Septa Candra, S.H., M.H., dalam kajian yang diselenggarakan oleh
(LPP-AIK), di Masjid At-Taqwa UMJ, Jumat (08/09/2023). Mengkaji surah
Al-Fath ayat 27 hingga 29, Septa menyoroti keimanan yang merupakan makna
dari surah tersebut.
Baca juga :
“Iman itu menjadi bekal utama, karena di dalam Al-Qur’an terdapat dua panggilan Allah swt. kepada umatnya yaitu yā ayyuhannās dan yā ayyuhalladzīna āmanū. Manusia dapat dipanggil dengan sebagai hamba manusia juga dipanggil dengan sebutan istimewa,” ujar Septa.
Lebih lanjut, Septa menyampaikan beriman saja tidak cukup untuk
memperoleh kenikmatan akhirat. Diperlukan juga taqwa sehingga keduanya
menjadi kombinasi untuk kesuksesan dunia dan akhirat. Sebagaimana yang
dijanjikan Allah swt. bahwa akan ada keberkahan bagi seseorang yang
selalu beriman dan bertaqwa. Hal ini juga termasuk kepada suatu kaum,
dijelaskan Septa, bahwa Allah swt. akan memberi berkah kepada UMJ yang
selalu mengedepankan iman dan taqwa, salah satunya melalui kajian yang
diselenggarakan oleh LPP-AIK.
Surah Al-Fath ayat 27 hingga 29 menjelaskan bahwa manusia harus
memiliki prinsip dalam mengakui kebenaran yang diajarkan Rasululullah
SAW. Kepala bidang penerapan kampus islami LPP-AIK UMJ, Dr. Adi Mansah,
M.Ag., menjelaskan salah satu caranya dengan bersikap tegas pada hal-hal
yang dilarang agama. Selain itu, manusia juga wajib memiliki kasih
sayang kepada sesama umat. Begitu juga dengan memperlakukan orang lain
sebagaimana memperlakukan diri sendiri.
Kegiatan IMM Bertabligh akbar (IMM Berkabar) di Aula gedung
Fakultas Kesehatan Masyarakat UMJ lantai 4, Rabu (606/09/2023).
Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta (PK IMM FKM UMJ)
menyelenggarakan acara IMM Bertabligh akbar (IMM Berkabar) dengan
mengusung tema “Membangun Dan Mempersiapkan Generasi Penerus Yang
Tangguh Dengan Memperkuat Keimanan Dan Ketaqwaan Melalui Peran Pemuda
Dalam Kemajuan Islam” di Aula gedung Fakultas Kesehatan Masyarakat UMJ
lantai 4, Rabu (606/09/2023).
Baca juga : B
Dihadiri
oleh bapak Usman Alfarisi, S.HI.,M.Ag., selaku pemateri dan immawan
Sarlin Wagola sebagai perwakilan ketua pimpinan cabang IMM Cirendeu.
Dalam sambutannya immawan Sarlin Wagola mengatakan “kita sebagai pemuda
harus mempersiapkan dan membekali diri dengan ilmu, iman dan taqwa karna
sesungguhnya pemudalah yang akan menjadi generasi penerus dimasa
mendatang”
ketua pelaksana kegiatan IMM Berkabar Immawati Shivani aulia Maryono
menyampaikan kegiatan ini merupakan salah satu program kerja dari bidang
Tabligh Kajian Keislaman (TKI) yang bertujuan untuk meningkatkan
keilmuan Khususnya dibidang keisaman “kami harap setelah adanya kegiatan
IMM Bertabligh akbar ini kita sama sama dapat meningkatkan kualitas
keimanan kita untuk menjadi sebaik baiknya manusia” ujarnya diakhir
sambutan.
Ketua umum IMM FKM UMJ immawan Masfur Muzakki turut berpesan dalam
pidato sambutannya “pemuda merupakan aset bangsa yang sangat mahal dan
tak ternilai harganya. Kemajuan atau kehancuran suatu bangsa tergantung
pada kaum mudanya sebagai agen of change yang mana pada setiap peradaban selalu ada darah muda yang mempeloporinya”.
Pada sesi acara inti yaitu pemaparan materi oleh bapak Usman
Alfarisi, S.HI.,M.Ag. beliau menyampaikan ” hakikat iman adalah percaya
atau mengakui dengan hati dan kemudian mengutarakan dengan lisan
barulah diimplementasikan dengan perbuatan, Sedangkan taqwa merupakan
buah dari keimanan” beliau juga menjelaskan bahwa seseorang yang
melakukan sedekah,qurban dan ibadah tanpa didasari oleh keimanan maka
sesungguh nya apa yang ia perbuat adalah sia sia.
Pada akhir
sesi beliau berpesan “jangan meninggalkan anak cucumu dalam keadaan
lemah, baik itu lemah iman maupun lemah dunia. Didiklah mereka agar
dikemudian hari dapat menjadi generasi penerus yang baik. Pendidikan
anak dimulai dengan memilih pasangan, dalam memilih pasangan hendaklah
berdasarkan atas 3 kriteria yaitu agama,kesehatan dan finansial”.
Selain memberikan materi mengenai keimanan dan ketaqwaan acara ini
juga menggelar sesi tanya jawab interaktif antara pemateri dan
peserta.peserta tidak hanya dapat bertanya seputar materi keimanan dan
ketaqwaan namun peserta juga bertanya tentang kiat kiat kehidupan
islami. Kegiatan IMM Bertabligh akbar ini diakhiri dengan pemberian
sertifikat dan sesi foto bersama pemateri dan peserta.
Penulis : Mujahidah Nur Aghustina Editor : Dinar Meidiana