• LPP-AIK UMJ Gelar Pembinaan Beasiswa Hafizh

    0

     

    LPP-AIK UMJ Gelar Pembinaan Beasiswa Hafizh

    Oleh :
    Mutiara Halimatu's Sadiyah
    Warek IV UMJ, Dr. Septa Candra, S.H., M.H., (tengah) dalam kegiatan pembinaan mahasiswa penerima beasiswa Hafizh Al-Qur’an, di Gedung Perintis I UMJ, Selasa, (12/09/2023).

    (LPP-AIK)

    (UMJ) menggelar pembinaan mahasiswa penerima beasiswa Hafizh Al-Qur’an. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mendata kembali peningkatan hafalan Qur’an para penerima beasiswa, di Gedung Perintis I UMJ, Selasa, (12/09/2023).

    Baca Juga :

    Ketua LPP-AIK UMJ, Drs. Fakhurozi, MA., menjelaskan kegiatan pembinaan ini merupakan ruang diskusi yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan penghafal Qur’an. “Tahfiz UMJ harus berkembang, seperti dari 3 juz menjadi 5 juz hingga nanti bisa 30 juz. Sehingga para tahfiz bisa menjadi satu kesatuan yang memberikan warna untuk UMJ,” ujar Fakhurozi.

    Lebih lanjut, Fakhurozi menyampaikan adanya kerja sama antara LPP-AIK UMJ dengan yayasan penghafal Qur’an milik Ustaz Adi Hidayat. Nantinya, para penerima beasiswa hafiz UMJ mendapat mentoring hafal 30 Juz Qur’an dengan metode menghafal At-Taisir milik Ust. Adi Hidayat, sehingga mampu menjadi mentor untuk mahasiswa di fakultas masing-masing.

    “Ini sesuai dengan program kampus Islami yang sedang dituju UMJ. Dan para peserta diharapkan dapat menjadi duta kampus Islami,” imbuhnya.

    Hal yang sama dituturkan Wakil Rektor IV UMJ, Dr. Septa Candra, S.H., M.H., yaitu UMJ berkomitmen dengan peraturan universitas untuk memberikan beasiswa kepada penghafal Qur’an. Menurut Septa, sangat mungkin dalam kurun waktu empat tahun, mahasiswa dapat menghafal 10 juz.

    “Kita ingin ke depannya kalau hafiz UMJ semakin baik dan semakin fasih, kita buat branding kalau kampus UMJ adalah kampus penghafal Qur’an sehingga ada banyak aktifitas pengajian, dan menghafal Qur’an di setiap fakultas. Kami berharap dengan pembinaan seperti ini, LPP-AIK punya data dari tahun ke tahun dan ada peningkatan hafalan. Minimal satu tahun itu 1 juz,” ujar Septa.

    Terdapat 69 mahasiswa penerima beasiswa hafiz Qur’an dari berbagai fakultas. Adapun bentuk pembinaan penerima beasiswa hafiz UMJ yaitu mahasiswa wajib menjadi mentor AIK di setiap fakultas, evaluasi hafalan Al-Qur’an, mentoring dan pengajian, menjadi duta kampus Islami, serta aktif dalam setiap kegiatan Islami. Kegiatan ini diadakan secara daring dan luring, dengan dihadiri oleh 52 peserta.

    Editor : Budiman

  • Pimpinan Wilayah Aisyiyah DKI Jakarta Gelar Pra Rakerwil

    0

     

    Pimpinan Wilayah Aisyiyah DKI Jakarta Gelar Pra Rakerwil

    Oleh :
    Mutiara Halimatu's Sadiyah
    Kegiatan Pra Rapat Kerja Wilayah (rakerwil) dengan mengusung tema Risalah Islam Perempuan Berkemajuan dalam Meningkatkan Keilmuan di Bidang Keagamaan, di Hotel Alia Jakarta, Senin, (11/09/2023).

    Pra Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) didalamnya menyampaikan materi-materi yang merupakan salah satu keputusan dari Muktamar ‘Aisyiyah di Solo, dimana harus dilaksanakan semua pimpinan wilayah se Indonesia.

    Sambil menunggu semua PCA (Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah) di DKI menyelenggarakan Musyawarah di tingkat Cabang, maka PWA DKI Jakarta melaksanakan kegiatan ini yang kemudian materi-materi akan disampaikan untuk menjadi RTL bagi Majlis dan Lembaga, dalam bentuk program kerja PWA DKI Jakarta yg akan di rinci dalam Rakerwil nantinya.

    Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris PWA Jakarta sekaligus Tenaga Pendidik

    (LPP-AIK)

    (UMJ), Nurlaela Yusuf, M.Ag., dalam acara kegiatan Pra Rapat kerja wilayah (RAKERWIL) dengan mengusung tema Risalah Islam Perempuan Berkemajuan dalam Meningkatkan Keilmuan di Bidang Keagamaan. Kegiatan ini diadakan di Hotel Alia Jakarta, Senin, (11/09/2023).

    “Setiap bidang di PWA mendapat bagian untuk menjalankan masing-masing tema. Sebagai BPH, saya menjalankan Pra Rakerwil ini. Nanti pada tanggal 26 atau 27 September akan ada kegiatan PWA dengan tema lainnya yang InsyaAllah akan diadakan di UMJ,” ujar Laela.

    Pra Rakerwil memiliki 12 tema yang akan berlangsung sampai bulan Oktober, di antaranya pemanfaatan digital untuk mengatasi problematika dakwah di DKI Jakarta, penguatan literasi perempuan berkemajuan dalam meningkatkan minat baca, dan lain-lain.

    Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) DKI Jakarta, Dra. Elo Albugis, M.Ag., dalam sambutannya menyampaikan Risalah perempuan berkemajuan merupakan hasil muktamar ke-8 Aisyiah di Surakarta. Risalah perempuan berkemajuan adalah naskah dokumen, pandangan ideologis persyarikatan Muhammadiyah dan Aisyiyah tentang perempuan dalam persektif Islam menghadapi tantangan di zaman saat ini

    Baca Juga :

    Turut hadir Ketua

    (PWM) DKI Jakarta, Dr. Abu Bakar, M.M., dalam sambutannya menyampaikan kegiatan Pra Rakerwil mendatangkan banyak manfaat. “Musyawarah ini dapat menghasilkan berbagai program yang akan mengantarkan warga Jakarta kepada pencerahan, peningkatan kualitas kegamaan, dan melahirkan pemberdayaan umat. PWA Jakarta juga dapat bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi melalui program-program kerjanya,” ujar Abu bakar.

    Risalah perempuan berkemajuan kemudian dibentuk sebagai empat sub bab yang dibawakan oleh narasumber di antaranya risalah perempuan islam berkemajuan dalam peningkatan keilmuan di bidang keagamaan yang dibawakan oleh Dr. Apt. Salma Orbayinah, M.Kes., isu-isu strategis keummatan, kebangsaan dan universal yang dibawakan oleh Syamsidar Siregar, S.IP., kemudian materi Muhammadiyah, ideologi, wawasan dan agenda pergerakan yang dibawakan oleh Dr. Benyamin, M.Pd., dan implementasi keputusan tarjih dalam bidang keagamaan bagi perempuan berkemajuan yang dibawakan oleh Dr. Endang Mintarja, M.A.

    Editor : Budiman

  • Mahasiswa KKN UMJ Bantu Baznas RI Capai Target Zakat 18,3 Triliun

    0

     

    Mahasiswa KKN UMJ Bantu Baznas RI Capai Target Zakat 18,3 Triliun

    Oleh :
    Kontributor LPPM
    Penyerahan sertifikat KKN Simbolis kepada perwakilan mahasiswa UMJ dan oleh bapak Arifin Purwakananta dan tim BAZNAS RI dan UMJ

    Mahasiswa UMJ yang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di kantor Badan Amil Zakat Nasional Republik Indonesia (

    RI) dinilai sangat kompeten dan kreatif dalam bekerja. Mereka bahkan ikut membantu BAZNAS RI dalam proses mencapai target pengumpulan zakat sebesar 18,3 trilyun pada akhir Agustus 2023.

    Hal itu ditegaskan Wakil Kepala BAZNAS RI, M. Arifin Purwakananta, dalam acara penutupan KKN UMJ di kantor BAZNAS RI, Matraman, Jakarta, pada Jum’at (9/9/2023). Terkait kepuasan terhadap kinerja mahasiswa KKN tersebut, Arifin juga mempersilakan mahasiswa UMJ yang telah menyelesaikan KKN untuk melamar kerja di kantor BAZNAS Pusat ataupun daerah.

    Baca Juga :

    Sedangkan CFRM Director of National Fundraising BAZNAS RI, Fitriansyah Agus Setiawan, juga menyampaikan hal serupa. Beliau memuji kreativitas mahasiswa UMJ dalam bidang IT saat bertugas di bidang pengumpulan Zakat di BAZNAS RI.

    Mahasiswa KKN BAZNAS RI dengan dosen pembimbing lapangan

    Pada program KKN yang bekerjasama dengan BAZNAS RI ini, UMJ mengirimkan 15 mahasiswa yang ditempatkan pada tempat yang sesuai dengan program studinya. Ada yang bertugas di kantor layanan Mustahik, BAZNAS Micro Finance, Kesehatan, hingga Pengumpulan Pengelolaan Cleansing Data Base Email. Di sana para  mahasiswa mengimplementasikan ilmu yang didapat di kampus dan merasakan dunia kerja yang sebenarnya. Seluruh peserta KKN juga diikutsertakan dalam kegiatan  kapita selecta tentang zakat dan manajemen zakat.

    Ketua LPPM UMJ yang juga Dosen Pembimbing Lapangan, Prof. Dr. Tri Yuni Hendrawati, menyampaikan  rasa terima kasihnya pada BAZNAS RI yang telah menjadikan kegiatan KKN sebagai pilot project kerjasama BAZNAS RI dengan kampus lainnya. Tri Yuni juga berharap kerjasama dengan BAZNAS RI dapat dilanjutkan dengan beberapa program lainnya, seperti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) 20 SKS di BAZNAS RI, program inovasi dalam Matching Fund Kedai Reka, dan program magang bersama UMJ.

    Menanggapi hal tersebut, Kepala Divisi penguatan pengumpulan BAZNAS Nasional, Ahmad Badrun Kosasih, berharap pilot project kerjasama KKN UMJ dengan BAZNAS RI dapat diimplementasikan oleh BAZNAS Daerah untuk bekerjasama dengan berbagai perguruan tinggi di berbagai bidang. Dalam acara penutupan KKN di BAZNAS RI ini mahasiswa peserta KKN secara resmi menerima sertifikat KKN dari BAZNAS RI sebagai rekognisi dan penghargaan atas kinerja mereka selama menjalankan KKN.

    Editor : Tria Patrianti

  • Wakil Rektor UMJ Jadi Pembicara Sarasehan Akademisi Darunnajah

    0

    Wakil Rektor UMJ Jadi Pembicara Sarasehan Akademisi Darunnajah


    Wakil Rektor UMJ Jadi Pembicara Sarasehan Akademisi Darunnajah

    Oleh :
    Kontributor UDN
    Wakil Rektor IV Universitas Muhammadiyah Jakarta, Dr. Septa Candra, SH, MH., (kiri) bersama para akademisi pada kegiatan Sarasehan Akademisi Darunnajah di Aula Ibn Rusyd Pesantren Darunnajah, Ulujami, Jakarta Selatan, pada Sabtu (9/9/2023).

    Tantangan yang dihadapi Perguruan Tinggi saat ini cukup berat. Mulai dari adanya tuntutan mutu yang unggul, hingga tuntutan kesiapan dalam mengikuti berbagai perubahan yang begitu cepat. Oleh sebab itu, kolaborasi bisa menjadi kunci sebuah Perguruan Tinggi dapat bertahan dan bersaing dengan Perguruan Tinggi lainnya.

    Hal tersebut diungkapkan oleh

    , saat jadi pembicara dalam Sarasehan Akademisi yang diselenggarakan di Aula Ibn Rusyd , Ulujami, Jakarta Selatan, pada Sabtu (9/9/2023).

    Baca juga :

    Pada sarasehan bertema “Relevansi Universitas berbasis Pesantren di Era Society 5.0: Mencari distingsi dan desain ideal Universitas Darunnajah”, Warek IV UMJ yang juga alumni Pesantren Darunnajah ini memberikan beberapa saran terkait Universitas Darunnajah (UDN). Septa berpandangan bahwa UDN perlu memiliki ciri khas yang membedakan dirinya dengan universitas Islam lain. Ia mengusulkan agar Tridharma Perguruan Tinggi UDN dapat ditambahkan dengan dharma keempat, yakni kepesantrenan.

    Lebih lanjut pakar hukum yang kerap menjadi narasumber di berbagai stasiun televisi tersebut juga mengusulkan agar UDN memiliki branding sebagai ‘entrepreneur university‘, mengingat kampus ini memiliki prodi kewirausahaan.

    Sementara itu pembicara lainnya, Prof. Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si., dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta, juga mengungkapkan pentingnya sinergi dan kolaborasi Universitas Darunnajah dengan berbagai institusi lainnya di dalam dan luar negeri.

    Sarasehan yang dihadiri oleh para alumni Darunnajah ini dihadiri oleh Presiden Universitas Darunnajah Dr. KH. Sofwan Manaf, M.Si dan KH. Hadiyanto Arif, SH, M.Bs., dan Rektor Universitas Darunnajah Dr. Much Hasan Darojat.

    “Pimpinan Darunnajah mengapresiasi kehadiran para akademisi Darunnajah untuk berbagi dan memberikan sumbangsih keilmuan di tataran manajemen perguruan tinggi, dan berharap agar sarasehan ini bisa dilanjutkan dalam berbagai sarasehan lainnya untuk pebisnis, politisi, penulis, dan lainnya,” tutur Wakil Rektor IV Universitas Darunnajah, Dr. Muhammad Irfanudin Kurniawan.

    Editor : Tria Patrianti

  • Bagaimana Memperjuangkan Hal yang Belum Dijamin Allah

    0

     

    Bagaimana Memperjuangkan Hal yang Belum Dijamin Allah

    Oleh :
    Muhammad Choirin
    Kajian rutin PP Muhammadiyah di Masjid At-Tanwir Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah (10/9/2023).

    Bagaimana Memperjuangkan Hal yang Belum Dijamin Allah Dosen Program Studi Komunikasi dan Penyiaran

    , Muhammad Choirin, saat membuka Pengajian Ahad pagi (10/9/2023) di Masjid At-Tanwir Kantor Pimpinan Pusat , mengungkapkan bahwa manusia diciptakan oleh Allah dari dua unsur pembentukan; unsur tanah dan unsur langit.

    Baca juga :

    Pria yang dikenal dengan sapaan Ustadz Choi ini lalu menyitir sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud bahwa Nabi bersabda, “Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara: menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan kecelakaan atau kebahagiaannya”.

    Lebih lanjut Ustadz alumni Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Paciran Lamongan ini menjelaskan bahwa hal-hal yang terkait dengan unsur bumi berupa umur, jodoh dan rezeki merupakan hal-hal yang telah ditetapkan Allah sejak zaman azali. Adapun keampunan, ridho dan surga merupakan hal yang belum dijamin bagi manusia. Jika manusia telah ditentukan usianya, takaran rizki dan jodohnya, maka sebaiknya tidak ada satupun manusia yang telah mendapatkan jaminan keampunan dan surga Allah. Oleh karena itu manusia harus lebih memperjuangkan akherat daripada dunia yang telah ditetapkan takarannya.

    “Silakan perhatikan dalam ayat-ayat al-Qur’an. Pada saat Allah berbicara tentang ampunan dan surga, Allah menyuruhnya Wa Sari’u ila Maghfiratin Min Rabbiium wa Jannah. Pada saat berbicara tentang kenikmatan surga, Allah menyuruhnya wafi dzalika falyatanafasil Mutanafisun. Ketika Allah menyuruh melakukan kebaikan, bahasanya Fastabiqul Khairat. Pada saat menyuruh menempuh jalan Allah, perintahnya Fafirru Ila Allah. Namun pada saat Allah bicara tentang keduniaan dan kekayaan, Allah hanya bilang Famsyu fi Manakibiha wa Kulu min Rizkih,” papar Ustadz Choi.

    Hal ini menurutnya, menandakan bahwa akhirat yang unlimited itu harus lebih diperjuangkan; tanafus, musara’ah dan juga Fafirru ila Allah. Adapun untuk urusan perut keduniaan yang limited, disebut wala tansa nasibaka.. famsyu fi manakibaha. Hanya dengan ungkapan “berjalanlah”dan” jangan lupa”

    Pengurus Majelis Tabligh PP Muhammadiyah ini juga menyitir ayat ke-2 surah Al-Mulk yang menekankan agar kita mencari keberkahan dan menghadirkan kemanfaatan sebanyak-banyaknya. “Dalam melakukan amal, yang paling penting bukan yang paling banyak (akstar), tapi yang penting adalah yang paling baik benar (ahsan),” tegasnya.

    Di akhir kajian, lulusan International Islamic Call College ini menyebut bahwa dari sekian banyak doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad adalah doa memohon kekeberkahan, seperti doa hendak makan, doa perkawinan dan juga doa kelahiran bayi. “Kyai Ahmad Dahlan mencontoh kepada kita kehidupan yang berkah. Di usianya yang tergolong muda (wafat usia 54 tahun), Beliau telah meninggalkan legasi yang sangat besar berupa Persyarikatan Muhammadiyah,” pungkasnya.

    Pengajian Ahad pagi yang terbuka untuk umum ini rutin digelar oleh Majelis Tabligh PP Muhammadiyah di Masjid at-Tanwir Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jakarta.

    Editor : Tria Patrianti

  • Copyright © - Metweb

    Metweb - Powered by Blogger - Designed by Emet