32
Enam mahasiswa
Enam mahasiswa
Mahasiswa UMJ tersebut membuat usaha dalam bentuk produk dan Jasa yakni Atikah Nur Azizah (FKM) membuat produk Coco Blast, Paldi Saepudin (FTan) menyediakan jasa penggemukan kambing, Naufal Hasan bersama Aldi Wahyudi Bolkiah (FISIP) juga menyediakan jasa supplyinaja, Muhammad Ardika Pangestu (FTan) produk olahan untuk Aqiqah, Abdul Hamid (FTan) membuat produk olahan tahu gejrot, dan Gilang Prasityo (FTan) olahan keripik singkong.
Peserta KKWP Kemenpora tahun 2023 ini diikuti mahasiswa dari berbagai universitas dan langsung dipilih oleh Kemenpora melalui proses seleksi yang terdiri dari beberapa tahapan. Tahap pertama seleksi dimulai dengan gelaran kuliah umum pada 13 September 2023 diikuti oleh 250 Peserta. Kemudian, Tahap kedua, hanya sepuluh peserta yang bisa direkomendasikan oleh UMJ untuk melanjutkan tahap kedua proses wawancara. Dari sepuluh mahasiswa tersebut UMJ hanya enam mahasiswa yang lolos tahap ketiga dan mendapatkan bantuan permodalan usaha.
Tidak berhenti sampai di situ, mahasiswa yang dinyatakan sebagai penerima modal memamerkan produknya dalam Sosialisasi Lembaga Permodalan Kewirausahaan Pemuda, Hari Rabu hingga Jumat, di Aston Kartika Grogol Hotel dan Conference Center, Jakarta Barat (25-27/10/23), sekaligus menerima secara simbolis pendanaan modal usaha.
Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Inkubator Bisnis dan Kewirausahaan Mahasiswa (PIBK) UMJ Dessy Iriani Putri, S.P., M.Si mengatakan mereka yang terpilih merupakan mahasiswa yang memiliki kemauan tinggi dan bersedia menghadapi setiap tantangan dari tahapan seleksi. Ia juga berharap ke depan lebih banyak mahasiswa UMJ mengikuti kegiatan KKWP 2023 dan menjadi mahasiswa wirausaha.
“Untuk mengikuti program ini harus memiliki persiapan yang matang, mereka yang terpilih (enam mahasiswa) memang bersedia struggle menghadapi tantangan”, ungkap Dessy saat ditemu diruangannya Rabu, (25/10/23).
Dessy menambahkan bahwa PIBK akan selalu mendorong mahasiswa untuk
menjadi wirausaha dan membantu mengembangkan usaha mahasiswa yang sudah
berjalan.
Editor : Dian Fauzalia
Unit Laporan Kekerasan Seksual dan Perundungan
Kegiatan ini bertujuan untuk membuka ruang dan kesempatan bagi calon panitia seleksi dalam menerima masukan publik dan memberikan pandangan penelitian bahwa panitia yang terpilih saat ini tidak terlibat dalam kasus kekerasan seksual.
“Sebagai universitas yang berbasis keagamaan, tentu unit ini sangat diperlukan untuk mengantisipasi terhadap hal-hal yang ada terkait kekerasan seksual dan perundungan. Hal itu bukan hanya dapat terjadi secara fisik, tetapi juga melalui media sosial yang mungkin jauh lebih berbahaya,” ujar Wakil Rektor I UMJ, Dr. Muhammad Hadi, S.KM., M.Kes., mewakili Wakil Rektor IV, Dr. Septa Candra S.H., M.H., saat memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan. Beliau berharap ULKSP UMJ mampu melakukan antisipasi dan edukasi tentang pencegahan kekerasan seksual di UMJ.
Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi yang disampaikan oleh panelis yaitu Dr. Septa Candra, S.H., M.H., (Wakil Rektor 4 UMJ yang juga menjabat sebagai Dosen FH UMJ), Puan Dinaphia Yunan, S.H., M.H., (Ketua Unit Laporan Kekerasan Seksual dan Perundungan UMJ), Eva Nur Octavia, S.Keb.,Bd., M.KM., (Anggota Unit Laporan Kekerasan Seksual dan Perundungan UMJ), Ninis Khaerunnisa, S.H., M.H., dan Sri Rahayu Obyekwati, S.sos., (Tenaga Kependidikan UMJ), Muhammad Tanjung Badai (Ketua Bidang Riset Pengembangan Keilmuan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah UMJ), dan dimoderasi oleh Ratih Widyanti, S.H., M.H., selaku konsultan hukum di UMJ.
Dalam kesempatan ini, kelima panelis menyoroti beberapa isu terkait dengan kekerasan seksual yang terjadi khususnya di dalam lingkup perguruan tinggi. Bentuk kekerasan yang terjadi dapat berupa kekerasan fisik, psikologi, ekonomi, spiritual, dan seksual. Korban kekerasan kerap kali berada dalam tekanan sehingga tidak berani untuk berbicara. Oleh karena itu, kampus memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung dan melakukan pendampingan khusus untuk mencegah terjadinya tindak kekerasan.
Kampus sudah seharusnya menjadi tempat yang nyaman untuk belajar.
Terkait dengan isu-isu kekerasan yang terjadi, UMJ telah berkomitmen dan
mempunyai kebijakan untuk menindaklanjuti setiap laporan kekerasan
sesuai dengan SOP yang telah ditentukan untuk memastikan terciptanya
suatu lingkungan yang kondusif bagi seluruh sivitas akademika serta
menjamin keselamatan dari dugaan kekerasan seksual di lingkungan UMJ.
Berdirinya ULKSP di UMJ juga menjadi upaya perlindungan agar semua
element yang berada di lingkungan UMJ dapat beraktivitas dengan aman dan
nyaman.
Editor : Dian Fauzalia
Seminar kali ini menghadirkan tiga narasumber yakni Prof. Dr. Muhammad Dimyati, M.Sc (Universitas Indonesia) berbicara tentang Penguatan Kapasitas dan Kolaborasi Penelitian dalam era 5.0, Assoc. Prof. Dr. Yudi Fernando (Universitas Malaysia Pahang Al Sultan Abdullah) berbicara tentang peluang dan tantangan menuju World Class University, dan Dr. Ir. Gatot Supangkat, M.P., IPM (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) berbicara tentang Integrasi Pengabdian kepada Masyarakat dan KKN dalam peningkatan kinerja dan pemenuhan KIU Perguruan Tinggi.
Rektor UMJ sekaligus Keynote Speaker Prof. Dr. Ma’mun Murod, M.Si., mengungkapkan bahwa UMJ harus berkolaborasi dengan institusi lainnya dalam hal penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka menuju unggul.
“Jika kita ingin melakukan peningkatan kinerja untuk menuju unggul, hal itu tidak mungkin terjadi tanpa adanya kolaborasi. Kolabarasi dilakukan untuk berbagi informasi, sumber daya dan lainnya,” ungkap Ma’mun.
Lebih lanjut, Ma’mun mengapresiasi LPPM UMJ rutin melakukan penyelenggaraan Seminar Nasional 2023. Ia menegaskan untuk menuju unggul perlu didorong dengan kebijakan yang mendukung upaya peningkatan riset dan pengabdian dalam pelaksanaan Catur Dharma.
Pada kesempatan yang sama, Ketua LPPM UMJ Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si., IPM, ASEAN, ENG., menuturkan UMJ telah rutin melakukan seminar nasional penelitian dan pengabdian masyarakat. Tidak hanya itu, UMJ juga telah melaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) nasional dan Internasional. Hal itu sebagai bentuk komitmen UMJ menuju World Class University.
“Semuanya memberikan satu warna UMJ menuju World Class University,” jelas Yuni.
Seminar nasional diselenggarakan secara berkala tiap setahun sekali. Kali ini, seminar mengusung tema Penguatan Kapasitas dan Kolaborasi Penelitian Serta Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Merdeka Belajar Menuju World Class University.
Ketua Panitia SEMNAS Assoc. Prof. Anwar Ilmar Ramadhan, S.T., M.T., Ph.D., melaporkan bahwa 645 makalah yang terkumpul terdiri dari beberapa bidang peminatan yaitu Pendidikan dan Agama, Kedokteran dan Kesehatan, Sains dan Teknologi, Pertanian dan Ekonomi, serta Hukum dan Politik. Diterima dari berbagai daerah diantaranya, Aceh, Bengkulu, Lampung, Jakarta, Bekasi, Tangerang, Bandung, Serang, Tasikmalaya, Garut, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Kendari, Balikpapan, Samarinda, dan internal UMJ.
Agenda ini diikuti oleh dosen dan tenaga kependidikan perguruan tinggi dari berbagai daerah di Indonesia. Seminar ini juga sebagai ajang silaturahmi, komunikasi, dan informasi, serta bentuk kepedulian perguruan tinggi dalam mengembangkan kegiatan diseminasi di berbagai bidang.
Seminar Nasional juga terlaksana atas kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi sebagai co-host yaitu Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Universitas Pembangunan Jaya, Sekolah Tinggi Manajemen IMMI, Politeknik Citra Widya Edukasi, dan Universitas Prof. Dr. Hazairin Bengkulu.
Kegiatan Seminar Nasional akan dilakukan hingga sore hari membahas
berbagai topik penguatan kapasitas dan kolaborasi menuju World Class
University.
Editor : Dian Fauzalia
Kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan, mendorong mahasiswa
Mahasiswa tersebut adalah Adipatra Kenaro Wicaksana, Satria Cahaya Nova, dan Naufal Alif Ramadhan. Selain menjadi relawan dalam pendirian penampungan air sementara dan pendistribusian air, anggota ERDAMS juga turut memberikan pelayanan cek tensi darah gratis pada warga sekitar.
Distribusi air dilakukan di beberapa titik yaitu RT 06/02, RT 07/03 dan RT 03/01. Lebih dari 300 Kepala Keluarga yang terdampak kekeringan berbaris dan antre untuk mengambil air bersih yang disediakan atas kerja sama Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tangsel, Pemadam Kebakaran, dan BSI Maslahat.
Ribuan liter air yang berasal dari Gunung Salak dibawa menggunakan tangki air menuju titik lokasi setelah dilakukan koordinasi antara Ketua RT dengan pelaksana. Namun karena keterbatasan jumlah, maka pelaksana program juga menggandeng Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai penyedia air bersih.
Kelurahan Kranggan yang mayoritas bergantung pada air sumur mengalami kekeringan selama musim kemarau panjang tahun ini. Lokasi distribusi air ditetapkan setelah adanya hasil assessment wilayah terdampak yang menunjukkan bahwa Kranggan merupakan daerah terdampak kekeringan yang cukup parah.
Adipatra, salah satu anggota ERDAMS menerangkan bahwa pendistribusian air direspons sangat positif oleh warga. “Warga antusias membawa ember maupun galon kosong untuk diisi air. Kendalanya tidak ada penampungan air yang cukup untuk penyimpanan jangka panjang. Jadi para relawan membuat penampungan sementara yang terbuat dari terpal,” kata Adi.
Meskipun cuaca panas dan suhu udara cukup tinggi mencapai 37 derajat,
Adi mengungkapkan rasa senang dan bahagia karena dapat melihat
antusiasme warga. “Melihat senyum warga, dan ketika mereka mengucapkan
terima kasih, itu (rasa lelah) semua terbayar. Ini yang membuat saya
merasa ketagihan dan senang berkegiatan di program sukarelawan,” ungkap
Adi haru.
Editor : Dian Fauzalia
Program Studi Ilmu Politik
Uyghur merupakan kelompok etnis muslim yang tersebar di China. Saat ini Uyghur tengah dihadapkan dengan tantangan di wilayah Xianjiang, Tiongkok, baik domestik maupun international yang kompleks dan beragam tentang pelanggaran hak asasi manusia dan diplomasi.
Pelanggaran hak asasi manusia meliputi penganiayaan berdasarkan identitas orang uyghur yang dilarang menjalankan agama dengan bebas. Selain itu pembatasan dari berbagai aspek kehidupan, termasuk pakaian, bahasa, pola makan, dan pendidikan. Hal tersebut menjadi tanggung jawab masyarakat internasional untuk melindungi dan mempromosikan hak-hak individu di dunia.
“Menghormati hak-hak budaya merupakan aspek penting dari rencana aksi
domestik apa pun. China harus secara aktif mendukung pelestarian budaya
Uyghur dan memulihkan praktik tradisional.
Mendorong pendidikan
dwibahasa, membiarkan kebebasan beragama, dan menghormati keberagaman
budaya dapat mengurangi ketegangan dan membina keharmonisan di
Xianjiang,” hal ini disampaikan oleh Dosen Ilmu Politik FISIP UMJ, Dr.
Asep Setiawan saat memberikan materi.
Adapun tantangan dimensi luar yang dihadapi saat ini adalah dukungan negara-negara asia dan Arab yang terbatas. Oleh karena itu, negara-negara asia telah menutup hubungan dengan China, karena itu mereka memiliki kebijakan terbatas untuk mendukung tujuan mulia Uyghur. Selanjutnya adalah Arab dan negara-negara islam karena diplomasi China dalam politik dan ekonomi juga memilki kebijakan terbatas dalam mendukung nasib Uyghur.
Dukungan internasional dapat disalurkan melalui cara diplomatik.
Negara-negara di seluruh dunia harus terlibat dengan China untuk
mengungkapkan keprihatinan mereka dan mendukung penduduk Uyghur. Forum
diskusi diikuti oleh Dosen dan mahasiswa Program Studi Ilmu Politik di
lingkungan FISIP UMJ dan turut dihadiri oleh Direktur Eksekutif Center
for Uyghur, Mr. Abdul Hakim Idris.
Editor : Dian Fauzalia